Minggu, 06 Juni 2010

BUDIDAYA Nannochloropsis sp. PADA SKALA LABORATORI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pakan alami adalah sumber pakan yang penting dalam usaha pembenihan ikan, udang, kepiting, dan kerang. Pakan alami merupakan pakan yang sudah tersedia di alam, untuk pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari beberapa macam bahan yang kemudian diolah menjadi bentuk khusus sesuai dengan yang dikehendaki. Pemberian pakan yang berkualitas akan memperkecil persentase kematian larva. Dalam budidaya terutama dalam usaha pembenihan, pakan merupakan salah satu faktor pembatas. Secara umum pakan terdiri dari pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami terbagi atas fitoplankton, zooplankton dan benthos. Salah satu fitoplankton yang banyak digunakan sebagai pakan utama dalam pembenihan ikan air laut adalah Nannochloropsischloropsis sp. karena memiliki syarat yang dibutuhkan sebagai pakan larva yaitu mudah dicerna, berukuran kecil, nutrisi tinggi mudah dibudidayakan dan cepat berkembang biak (Isnansetyo, 1995).
Hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi tersedianya pakan adalah memproduksi pakan alami, karena pakan alami mudah didapatkan dan tersedia dalam jumlah yang banyak sehingga dapat menunjang kelangsungan hidup larva selama budidaya ikan, mempunyai nilai nutrisi yang tinggi, mudah dibudidayakan, memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva, memiliki pergerakan yang mampu memberikan rangsangan bagi ikan untuk mangsanya serta memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya pembudidayaan yang relatif murah. Upaya untuk memperoleh persyaratan dan memenuhi pakan alami yang baik adalah dengan melakukan kultur fitoplankton misalnya adalah fitoplankton genus Nannochloropsis.




B. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik pertumbuhan Nannochloropsis sp. pada skala laboratorium.
2. Mengetahui medium yang paling baik untuk pertumbuhan Nannochloropsis sp. untuk budidaya skala laboratorium

C. Manfaat
Pengamatan yang dilakukan nantinya bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari dua medium yang diberikan yaitu f/2 dan medium walne terhadap pertumbuhan Nannochloropsis sp.


II. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1) Alat
• Erlemeyer
• Pengaduk
• Botol film
• Mikroskop
• Gelas objek
• Cover glass
• Pipet
• Aerator
• Gelas Ukur
• Toples
• Tissue
• Ember
• Refraktometer
• Kertas pH
2) Bahan
• Air laut
• Air tawar
• Tetraselmis sp.
• Medium f/2 (NaNO3, NaH2PO4, Trace Elemen @ 1 ml dan 0,5 Vitamin)
• Medium walne ( macroelemen, trace elemen @ 1 ml dan 0,1 ml Vitamin)
• Aquades
• Formalin

B. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Melakukan pengenceran menggunakan air laut dan air tawar untuk mendapatkan salinitas yang diinginkan.
3. Membuat medium f/2 dan medium walne dengan
bahan yang sudah ditentukan.
4. Membagi campuran antara medium dengan mikroalga yang sudah dibuat kedalam erlenmeyer (dua kali ulangan)
5. Menempatkan di dalam ruang kultur dan diberi aerator
6. Melakukan pengamatan salinitas, pH, dan kepadatan mikroalga setiap tiga jam sekali selama empat hari.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

Medium f/2
Hari Kepadatan
03.00 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00 21.00 24.00
Kamis - - - - 10.000 42.500 66.250 75.000
Jum'at 87.500 107.500 132.500 135.000 172.500 187.500 200.000 62.500
Sabtu 47.500 25.000 50.000 60.000 117.500 115.000 95.000 110.000
Minggu 77.500 92.500 170.000 310.000 247.500 - - -

Hari pH
03.00 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00 21.00 24.00
Kamis - - - - 7 - 8 -
Jum'at 8 - 9 - 8 - 8 -
Sabtu 9 - 8 - 9 - 9 -
Minggu 8 - 8 - 7 - - -

Medium Walne
Hari Kepadatan
03.00 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00 21.00 24.00
Kamis - - - - 10.000 55.000 142.500 100.000
Jum'at 42.500 75.000 127.500 155.000 77.500 130.000 20.000 42.500
Sabtu 55.000 75.000 92.500 77.500 100.000 125.000 207.500 175.000
Minggu 182.500 350.000 340.000 375.000 447.500 - - -

Hari pH
03.00 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00 21.00 24.00
Kamis - - - - 7 - 7 -
Jum'at 7 - 7 - 7 - 7 -
Sabtu 7 - 7 - 7 - 7 -
Minggu 6 - 7 - 7 - - -

Kecepatan Tumbuh dan Waktu Generasi
Medium No LnNo Nt LnNt µ Ln2 G
Walne 55.000 10,915088 142.500 11,867097 0,31733627 0,69313 2,1843
f/2 42.500 10,65726 66.250 11,10119 0,147977 0,693147 4,68415

µ : lnt - ln0 G : ln2
t µ
Keterangan:
N0 : Kepadatan Log Awal
Nt : Kepadatan Log Akhir
ln0 : ln Kepadatan Awal
Lnt : ln kepdatan Akhir
G : Waktu Generasi
µ : Kecepatan Tumbuh


B. PEMBAHASAN
Nannochloropsis sp. adalah alga bersel satu yang termasuk ke dalam kelas Eustigmatophyceae, yang biasa di kenal sebagai marine chlorella. Nannochloropsis sp. dapat dimanfaatkan untuk mengadsorpsi ion-ion logam. Kemampuan adsorpsinya cukup tinggi karena di dalam alga Nannochloropsis sp. terdapat gugus fungsi amina, amida, dan karboksilat yang dapat berikatan dengan ion logam. Nannochloropsis sp. mempunyai peranan penting dalam suatu kegiatan pembenihan karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan memiliki kemampuan memproduksi bahan-bahan yang sangat penting seperti pigmen (zeaxanthin dan astaxanthin) dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA). Pembenihan membutuhkan Nannochloropsis sp. dengan kuantitas serta kualitas yang baik, dalam hal ini adalah kepadatan sel serta kandungan protein yang tinggi ( Wisnu, 2006 ).
Nannochloropsis sp. mempunyai peranan penting dalam suatu kegiatan pembenihan karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan memiliki kemampuan memproduksi bahan-bahan yang sangat penting seperti pigmen (zeaxanthin dan astaxanthin) dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA). Namun pemanfaatan secara langsung dalam bentuk biomassa (sel mati), sangat rentan terhadap degradasi oleh mikroorganisme, sehingga perlu dilakukan immobilisasi(Anonim, 2008).
Menurut Anonim (2006), klasifikasi dari Nannochloropsis sp. adalah sebagai berikut :
 Kingdom : Chromista
 Filum : Heterokonta
 Kelas : Eustigmatophyceae
 Sub-kelas : Bacillariophycideae
 Genus : Nannochloropsis
 Species : Nannochloropsis sp.

Mikroalga yang banyak ditemukan di laut ini memiliki ukuran sebesar 1-2 µm. Memiliki karakteristik tubuh yang berwarna hijau, ber sel tunggal dan bukan termasuk golongan mikroalga yang beracun.



Parameter yang berpengaruh pada pertumbuhan dari microalga Nannochloropsis sp. adalah:
1. Ph

pH akan mempengaruhi toksisitas semua senyawa kimia. Variasi pH dapat mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan fitoplankton dalam beberapa hal, antara lain mengubah keseimbangan dari karbon organic, mengubah ketersediaan nutrient, dan dapat mempengaruhi fisiologis sel. Secara umum kisaran pH yang optimum pada kultur Nannochloropsis sp. Antara 7 – 9 (Effendi, 2003).

2. Salinitas
Kisaran salinitas yang berubah-ubah dapat mempengaruhi dan menghambat pertumbuhan dari mikroalga. Beberapa mikroalga dapat tumbuh dalam kisaran salinitas yang tinggi tetapi ada juga mikroalga yang dapat tumbuh dalam kisaran salinitas yang rendah. Pengaturan salinitas pada medium yang diperkaya dapat dilakukan dengan pengenceran dengan menggunakan air tawar. Kisaran salinitas yang dimiliki oleh Nannochloropsis sp. antara 32 – 36 ppt, tetapi salinitas paling optimum untk pertumbuhan Nannochloropsis sp. adalah 33- 35 ppt (Effendi, 2003).
3. Suhu
Suhu optimal dalam kultur mikroalga Nannochloropsis sp. secara umum antara 20-24 ˚C. Suhu dalam kultur diatur sedemikian rupa bergantung pada medium yang digunakan. Suhu diatas dari 36 ˚C akan menyebabkan kematian pada jenis fitoplankton tertentu, sedangkan apabila suhu kurang dari 16˚C akan menyebabkan kecepatan dari pertumbuhan fitoplanton menurun.
4. Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi dalam proses fotosintetis yang berguna untuk pembentukan senyawa karbon organic. Kebutuhan akan cahaya bervariasi tergantung kedalaman kultur dan kepadatannya. Intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat menyebabkan fotoinbihisi dan pemanasan. Intensitas cahaya 1000 lux cocok untuk kultur dalam Erlenmeyer, sedangkan intensitas 5000-10000 lux untuk volume yang lebih besar (Coutteau, 1996).


5. Nutrien
Mikroalga mendapatkan nutrien dari air laut yang sudah mengandung nutrien yang cukup lengkap. Namun pertumbuhan mikroalga dengan kultur dapat mencapai optimum dengan mencampurkan air laut dengan nutrien yang tidak terkandung dalam air laut tersebut. Nutrien tersebut dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien, makronutrien meliputi nitrat dan fosfat. Makronutrien merupakan pupuk dasar yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga. Mikronutrien organik merupakan kombinasi dari beberapa vitamin yang berbeda-beda. Vitamin tersebut antara lain B12, B1 dan Biotin. Mikronurien tersebut digunakan mikroalga untuk berfotosintesis (Taw, 1990).

6. Aerasi
Aerasi dalam kultur mikroalga diguanakan untuk proses pengadukan medium kultur. Pengadukan sangat penting dilakukan yang bertujuan untuk mencegah dari pengendapan sel, nutrien dapat tersebar sehingga mikroalga dalam kultur mendapatkan nutrien yang sama, mencegah sratifikasi suhu, dan meningkatkan pertukaran gas dari udara ke medium. (Taw, 1990)
Pada praktikum acara Kultur Mikroalga Nannochloropsis sp. skala Laboratorium dilaksanakan dengan dua perlakuan, dimana perlakuan pertama pada medium Walne dan perlakuan kedua dengan medium Guillard f/2. Kandungan yang terdapat pada medium Walne adalah macroelement, trace element dan vitamin. Untuk medium Guillard f/2 terdapat kandungan NaNO3, NaH2PO4, H2O, Trace element dan vitamin. Macronutrien adalah nutrien yang dibutuhkan oleh Nannochloropsis sp. dalam jumlah yang besar, sedangkan Trace element adalah element yang dibutuhkan oleh Nannochloropsis sp. dalam jumlah yang sangat kecil, namun element ini sangat sering digunakan (merupakan elemen yang penting bagi pertumbuhan Nannochloropsis sp.)
Keberhasilan suatu pertumbuhan dalam kultur mikroalga dapat dilihat dari kecepatan tumbuh dan waktu generasi. Kecepatan tumbuh (µ) adalah Pertambahan sel dalam waktu tertentu .untuk pertumbuhan mikroalga, secara umum dapat dibagi menjadi lima fase meliputi fase lag, fase eksponensial, fase penurunan kecepatan pertumbuhan, fase stasioner, dan fase kematian. Pada fase lag, pertambahan densitas populasi hanya sedikit bahkan cenderung tidak ada karena sel melakukan adaptasi secara fisiologis sehingga metabolisme untuk pertumbuhan lamban. Pada fase eksponensial pertambahan kepadatan sel (N) dalam waktu (t) dengan kecepatan tumbuh (µ) sesuai dengan rumus funsi eksponensial. Pada fase penurunan kecepatan tumbuh pembelahan sel mulai melambat karena kondisi fisik dan kimia kultur mulai membatasi pertumbuhan. Pada fase stasioner faktor pembatas dan kecepatan pertumbuhan sama karena jumlah sel yang membelah dan yang mati seimbang. Pada fase kematian kualitas fisik dan kimia kultur berada pada titik dimana sel tidak mampu lagi mengalami pembelahan. Hal tersebut dapat dilihat dari generasi (G) adalah Waktu yang diperlukan suatu mikroalga untuk membelah sel dari satu sel menjadi beberapa sel dalam pertumbuhan. Semakin tinggi kecepatan tumbuh mikroalga maka waktu generasi dari mikroalga tersebut juga semakin cepat (Sumarsih, 2007).
.
Kualitas air pada kedua medium tersebut juga mempengaruhi pertumbuhan dari Nannochloropsis sp. Pada praktikum kultur mikroalga skala Laboratorium ini kualitas air yang diukur selama tiga hari adalah derajat keasaman (pH), pengukuran pH dilakukan selama 6 jam sekali. Untuk medium Walne kisaran pH selama pemeliharaan (3 hari) yaitu berkisar antara 6-7, sedangkan untuk medium Guillard f/2 pH berkisar antara 7-9.
Pengamatan jumlah Nannochloropsis sp. pada skala laboratorium ini dilakukan dengan jangka waktu tiga jam sekali selama empat hari. Dari hasil analisis maka didapatkan :
• Untuk medium Walne pertambahan sel Nannochloropsis sp. selama satu jam (Kecepatan tumbuh/µ) yaitu sebanyak 0,32 sel, dan waktu yang diperlukan oleh Nannochloropsis sp. untuk membelah sel dari satu sel dua sel sempurna (Waktu generasi/G) adalah selama 2,18 jam atau selama 131 menit/generasi.
• Untuk medium Guillard f/2 pertambahan sel Nannochloropsis sp. selama satu jam (Kecepatan tumbuh/µ) yaitu sebanyak 0,15 sel, dan waktu yang diperlukan oleh Nannochloropsis sp. untuk membelah sel dari satu sel menjadi beberapa sel (Waktu ganerasi/G) adalah selama 4,68 jam atau selama 281 menit/generasi.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa adanya perbedaan pertumbuhan pada kedua medium tersebut. Dari kedua medium tersebut medium yang lebih baik untuk pertumbuhan sel Nannochloropsis sp. adalah medium Walne, hal ini dikarenakan kecepatan tumbuh Nannochloropsis sp. pada medium Walne lebih besar dibandingkan dengan kecepatan tumbuh pada medium Guillard f/2. Hal ini juga didukung bahwa waktu generasi Nannochloropsis sp. pada medium Walne lebih cepat dibandingkan pada medium Guillard f/2.
Lebih baiknya pertumbuhan pada medium Walne (dilihat dari kecepatan tumbuh dan waktu generasi) dikarenakan medium Walne merupakan medium yang cocok untuk pertumbuhan Nannochloropsis dimana medium Walne mengandung element-element yang lengkap yang dibutuhkan oleh Nannochloropsis sp. Menurut Senny (2008) adapun kandungan dari medium:
Untuk medium Walne, kandungan mediumnya terdiri dari:
• NaH2PO4
• H3BO3
• Na2EDTA
• NaNO3
• FeCl3
• MnCl2
• Trace element (ZnCl2, CaCl2, (NH4)6, Mo7O24, CuSO4)
• Vitamin : B12, B1
Guillard f/2 yaitu:
• NaH2PO4
• NaNO3
• ZnSO4
• CuSO4
• CaCl2
• MnCl2
• NaMoO4
• Trace element (NaZEDTA, FeCl3)
• dan Vitamin : B12, B1, Biotin
Berdasarkan analisis anova, kecepatan tumbuh pada kedua medium tidak berbeda nyata atau dengan kata lain kecepatan tumbuh kedua medium tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal tersebut juga terlihat untuk waktu generasi, kedua medium tersebut tidak berbeda nyata atau waktu generasi dari kedua medium tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang sigifikan.

IV. KESIMPULAN
1. Untuk medium Guillard f/2 pertambahan sel Nannochloropsis sp. selama satu jam (Kecepatan tumbuh/µ) yaitu sebanyak 0,15 sel, dan waktu yang diperlukan oleh Nannochloropsis sp. untuk membelah sel dari satu sel menjadi beberapa sel (Waktu ganerasi/G) adalah selama 4,68 jam atau selama 281 menit/generasi.
2. Untuk medium Walne pertambahan sel Nannochloropsis sp. selama satu jam (Kecepatan tumbuh/µ) yaitu sebanyak 0,32 sel, dan waktu yang diperlukan oleh Nannochloropsis sp. untuk membelah sel dari satu sel dua sel sempurna (Waktu generasi/G) adalah selama 2,18 jam atau selama 131 menit/generasi.
3. Berdasarkan analisis annova tidak terdapat beda nyata antara medium walne dan medium Guillard f/2. Namun dilihat dari kecepatan tumbuh dan waktu generasi medium yang lebih baik untuk pertumbuhan sel Nannochloropsis sp. adalah medium Walne.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Nannochoropsis oculata. Diakses pada tanggal 20 Desember 2008.
Anonim. 2008. Nannochloropsis. . diakses pada tanggal 20 Desember 2008.
Coutteau, P. 1996. Micro-algae. In:Manual on Production and Use of Live Food foa Aquaculture. FAO Fisheries Technical Paper. Lavens, P and P. Sorgeloos Edition. Rome. Italia. Pp: 8-47 http://www.fao.org/DOCREP/003/W3732Ee06.pdf diakses 19 mei 2007
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta.
Isnansetyo, a. Dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Senny. 2008. Bahan Ajar Budidaya Pakan Alami Jurusan Perikanan fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
Sumarsih. 2007. Pertumbuhan Mikrobia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar